Home   Blog  
Kiat

  Tuesday, 30 July 2019 17:56 WIB

Kesalahan dalam Wawancara yang Sering Dilakukan oleh Reporter

Author   Admin Blog

Foto oleh: Rawpixel.com

Wawancara narasumber bertujuan mencari dan mengumpulkan informasi, reporter melakukan wawancara untuk bahan tulisan. Tahap mewawancarai narasumber bukan hal mudah, mulai dari menyiapkan materi pertanyaan hingga mencari narasumbernya. Penting bagi reporter pemula melakukan persiapan. Bahkan reporter senior pun tetap butuh persiapan untuk mencegah kesalahan. Berikut adalah tujuh kesalahan dalam wawancara yang sering dilakukan oleh reporter.

7 kesalahan dalam wawancara yang sering dilakukan oleh reporter!

 

  1. Tanpa Bekal Riset

Jangan menemui narasumber tanpa bekal riset sedikit pun! Jika begitu, proses wawancara tidak akan berlangsung efektif. Pertanyaannya pun sulit untuk berkembang karena keterbatasan informasi dan pengetahuan.

Di Tempo, setiap reporter diwajibkan untuk memperkaya background information sebelum melakukan wawancara. Hermien Y Kleden, wartawan senior Tempo mengatakan informasi awal yang Anda dapatkan bisa digunakan untuk men-skak narasumber. Informasi tersebut juga bisa menjaga wibawa Anda di hadapan narasumber.

  1. Pertanyaan Berputar-putar

Secara tidak sadar, terkadang reporter memberikan pertanyaan yang berputar-putar, tidak langsung ke intinya. Bisa jadi hal tersebut dilakukan agar pertanyaan terkesan penting. Kemungkinan alasannya agar narasumber lebih mengerti maksud pertanyaannya. Tetapi, hal tersebut membuat narasumber kesulitan dalam memahami pertanyaan. Berbeda jika pertanyaan diberikan langsung ke intinya. Selain mempermudah narasumber memahami pertanyaan, durasi wawancara pun bisa lebih cepat dan efektif.

  1. Wajah “Tembok”

Ekspresi wajah Anda saat mewawancara narasumber dapat berpengaruh. Wajah “tembok” atau wajah tanpa ekspresi kadang muncul tidak disadari. Tetapi, jangan biarkan hal tersebut terjadi. Wajah “tembok” bisa menyebabkan narasumber menjadi tidak nyaman atau tersinggung. Oleh karena itu bersikap lah dengan ramah, baik secara sikap maupun ekspresi.

  1. Memaksa dan Memojokkan Narasumber

Terkadang reporter memaksa dan memojokkan narasumber, baik secara tidak sengaja maupun sengaja. Pemaksaan yang dilakukan bisa berbentuk desakan menjawab beberapa pertanyaan. Bentuk lainnya berupa menuntut kesediaan seseorang untuk menjadi narasumbernya. Memojokkan narasumber bisa dilihat dari pertanyaan dan perkataan yang dikeluarkan oleh si reporter.

Jadi jika Anda sedang mewawancarai narasumber, berilah mereka hak untuk tidak menjawab pertanyaan yang tidak bisa mereka jawab. Perhatikan juga perkataan atau pun pertanyaan yang diberikan kepada mereka. Bisa jadi beberapa hal bersifat sensitif bagi mereka.

  1. Menyela Tanpa Alasan

Narasumber memiliki hak untuk menjawab pertanyaan dengan nyaman dan seperlunya. Jika narasumber disela tanpa alasan pada saat menjawab pertanyaan, tandanya reporter sudah melakukan sebuah kesalahan. Jika sudah disela, narasumber tidak bisa memberi informasi yang lengkap. Narasumber juga bisa merasa tersinggung karena tidak diberikan kesempatan untuk menjawab secara lengkap. Menyela tidak apa-apa untuk dilakukan, tetapi harus memiliki alasan yang jelas dan memang diperlukan.

  1. Merekam/Memotret Tanpa Izin

Merekam atau memotret tanpa izin adalah hal yang tidak sesuai dengan etika wawancara. Narasumber memiliki hak untuk membolehkan atau melarang reporter untuk merekam atau memotret dirinya pada saat wawancara berlangsung. Sebagai pewawancara, Anda harus mengetahui hak tersebut dan menjalankannya sesuai dengan etika wawancara.

  1. Tidak Menghormati Narasumber

Pakaian dan tampilan yang kotor atau berantakan bisa terkesan tidak sopan. Reporter seakan-akan tidak serius dalam melakukan wawancara tersebut. Anda perlu menyesuaikan tampilan Anda dengan narasumber dan tempat wawancara. Selain pakaian, penggunaan telepon genggam selama wawancara berlangsung juga perlu diperhatikan. Hindari penggunaan telepon genggam, kecuali jika digunakan untuk merekam. Tidak masalah jika Anda sekali-kali mengecek telepon untuk memastikan bahwa wawancara tersebut terekam dengan benar, tetapi bukan memainkannya.

 

Pernah melalukan satu atau lebih dari tujuh kesalahan di atas? Semoga di wawancara berikutnya Anda bisa lebih baik. Ingin menambah pengetahuan dan kemampuan sebagai reporter? Ikuti pelatihan-pelatihan dari Tempo Institute.

 

Penulis: Fatimah Mardiyah
Editor: Fadhli Sofyan

Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri

Bagikan
WordPress Image Lightbox